Cari Blog Ini

04 Maret, 2010

Pemandangan Dalam Laut


Karya Mayang

Lebah


Karya Intan

Kura-Kura dan Itik

Diceritakan kembali oleh Haris

Pada suatu hari ada kura-kura sedang sedih karena ia ingin melihat alam yang sangat indah, lalu tidak sengaja ada itik mendengar kesedihan kura-kura. Itik datang dengan membawa ranting dan temannya. Kura-kura disuruh menggigit ranting agar kura-kura bisa terbang bersama kedua ekor itik.

Kura-kura melihat alam yang sangat indah. Begitu bangganya ia hingga menjadi sombong. Karena sombongnya, ia terjatuh ke bawah karena tidak kuat menggigit ranting.

Pesan moral yang didapat :
1. Kita harus saling membantu.
2. Kita tidak boleh sombong, apalagi merasa hebat karena suatu saat kita akan jatuh.

Floppy

Floppy is a cute rabbit lives in the backyard of my house. He has got white fur with black patches around his little eyes. His favourite food is carrot. Sometimes he eats apples, but lately I found he does not mind to share my breakfast bread slice.

My wife bought him a little two stories hutch with a cozy room in upper floor, supposedly a room for sleep, I guess. Though it looks like a warm and lovely hutch, he uses it only to hide himself out from scary thunder storm. Otherwise, most of the time he spends his time wandering around our veggie patch, searching for somekind of crunchy leaves for snack.

Floppy loves to be pet, but one thing you can't do to him is catching him by chasing him around. He will run up and down, and he does it at a speed of a thunder striking the sky!

Floppy also makes friends to the backyard visitors, such as birds and two fluffy cats live next door. He loves to chase the birds while they are on the grass. It seemed the birds are quite happy with the way Floppy makes friend. I do not know how well he gets along with the cats, but one or two afternoons, I saw them watching to each other, admiring each other features, I guess.

Well, that's all, a short story about Floppy, our pet rabbit. He is now about three years old, and we would love to see him around our life.

Melb, 19 Jan 10
Adrianto

Floppy

Floppy adalah seekor kelinci lucu yang tinggal di halaman belakang rumahku. Ia memiliki bulu yang putih dengan lingkaran hitam di sekeliling matanya. Makanan kesukaannya adalah wortel. Kadangkala ia makan apel, tapi akhir-akhir ini ia tidak keberatan untuk mendapatkan sarapan pagiku seiris roti.

Istriku membelikannya kotak mungil dua tingkat dengan ruang yang nyaman di lantai atas, cocok untuk tempat tidurnya nampaknya. Walaupun tempatnya nampak hangat dan menyenangkan, ia hanya gunakan untuk bersembunyi dari geledek yang menakutkan. Sebaliknya, hampir seluruh waktunya, ia habiskan di sekitar jalan setapak berumput, sibuk mencari dedaunan segar & renyah untuk penganan.

Floppy senang menjadi hewan peliharaan. Satu hal yang tidak dapat kau lakukan adalah menangkap dan memburunya. Ia akan berlari, meloncat-loncat naik turun secepat kilat menyambar.

Floppy juga bersahabat dengan para pengunjung di halaman belakang rumahku, seperti burung-burung, dan dua ekor kucing tetangga yang berbulu lembut. Ia senang mengejar burung-burung ketika mereka sedang beristirahat di rerumputan. Nampaknya burung-burung sangat senang bersahabat dengan Floppy. Aku tak tahu bagaimana Floppy bersahabat dengan kedua kucing tetangga, tapi beberapa kali di siang hari, aku melihat mereka saling bertatap, memuji keelokan satu sama lain, kukira.

Nah, begitulah kisah singkatku tentang Floppy, kelinci peliharaanku. Sekarang usianya sekitar 3 tahun dan kami sangat senang ia hadir bersama dalam hidup kami.


Melbourne, 19 January 10
Adrianto

MARKET DAY AT CAKUNG SAWAH

By Yana

On Sunday, 31 January 2010, my friends and I held a market day at study house in Cakung. Before the market day started, everyone involved in the committee prepared all the goods for sale. The committee is Indri, Kak Uju and I. And we’re getting help from Kak Uwie, Kak Qori’ah and Kak Rikah. While we were preparing it, I announced the market day to residents of Cakung that the sales would be started soon.

When residents gathered, we opened the market. Buyers struggled to get some items. There were so many different kinds of goods such as luggage, different kind of hand bags, dolls, brick-a-brack, children clothes, adults’ clothes. Some of them were new and some were second hand but still in good condition. People were enthusiast asking for the selling price, such as for a piece of clothes, the price was Rp. 2000,-

When the market day was ended, all the big kids helped to clean up the study house. All the items were not sold were packed and kept in boxes and bags. We stored them in a cupboard.

After that, we did some knitting. We made mobile phone pockets and brooches in different colors. Some are baby blue, pink, etc. Everyone had to create one.

BAZAAR DI CAKUNG SAWAH

Karya Yana

Minggu, 31 Januari 2010, saya dan teman-teman mengadakan bazaar di rumah belajar Cakung. SEbelum bazaar dimulai, seluruh panitia bazaar mempersiapkan barang yang akan dibazaarkan. Para panitia adalah Indri, saya, Kak Uju dibantu Kak Uwie, Kak Qori’ah, dan Kak Rikah. Sambil mempersiapkan barang, saya memberitahukan seluruh warga bahwa bazaar akan segera dimulai.

Saat warga berkumpul, bazaar dimulai. Para pembeli berebut barang-barang. Beragam barang yang dijual, seperti koper, aneka tas tangan, boneka, pernak-pernik, baju anak, baju dewasa baik yang layak pakai maupun yang baru. Warga sibuk bertanya harga barang yang dijual, seperti harga pakaian Rp.2.000,-.

Saat bazaar selesai, anak-anak besar berbenah rumah belajar. Sisa barang yang tak terjual dirapikan, dimasukkan dalam kardus dan tas, dan disimpan di atas lemari.

Setelah itu, kami mulai merajut. Kami membuat tempat HP dan bros beraneka warna. Ada warna biru muda, pink, dan lain-lain. Setiap anak wajib membuat satu karya.

The Lying Shepherd

Retold by Haris


Once upon a time, there was a king who had a lot of cattle such as cows, bulls, goats, ducks, chicken and more. He was very bored with his job and announced that whoever wanted to take care of his cattle would be given a very high payment.

This announcement was spread around the country. At last, there was a man who wanted to be the shepherd. This young man came to the kingdom and was accepted by the king. He woke up early and started taking out the king’s cattle to the pasture. On midday, he was so bored with his job that he started to shout “Help.. Help.. There is a wolf over here”.

All of the inhabitants came but they found nothing’s going on. The shepherd just laughed and said sorry to them. So the inhabitants went back to their activities. After a few moments, he yelled again, “Help... Help. There is a lion….” The inhabitants came again but, again, there was nothing happen. Again, He apologized and they began to not put trust on him again.

Being tired to lied, the shepherd was fallen asleep. During his sleep, he heard of lion’s roar. As he opened his eyes, he was shocked to see a group of lions were eating the king’s cattle. Instantly, he shouted to beg for helps.

No one came to respond it. So he ran to the kingdom. He reported breathlessly to the king that all the cattle were eaten by lions.

The king was so angry and yelled, "Why do you come here and do not asking help from my citizens?

“Your Highness, I already told lies to them which make them not to believe me again. There is no single person come to lend hands” said the shepherd.

“Since you are wrong, I must fire you!”

“I don’t want to get fired, your Highness”

“Ok, then I ask you to take care the horse!”

“I don’t want it, your Highness.. Horse is smelly”

“Therefore you have to choose whether to be fired or to herd my horses”

“Alright your Highness, I will look after for your horses.”

PENGGEMBALA YANG SUKA BERBOHONG

Diceritakan kembali oleh Haris

Pada suatu hari ada seorang raja yang mempunyai banyak ternak, seperti sapi, kerbau, kambing, bebek, ayam, dan lain-lain. Ia sangat bosan dengan pekerjaannya dan ia membuat pengumuman siapa yang mau menggembala ternakku akan diberikan gaji yang sangat besar.

Pengumuman itu tersebar ke seluruh negeri. Akhirnya ada juga yang mau menjadi penggembala ternaknya. Seorang anak muda datang ke kerajaan dan diterima oleh raja.

Ia bangun pagi-pagi sekali dan mulai mengeluarkan ternak milik raja ke padang rumput. Hingga tengah hari, ia sangat bosan dengan pekerjaannya, lalu ia mulai berteriak “Tolong…. Tolong….disini ada serigala…!”

Warga datang semua, ternyata tidak ada apa-apa. Penggembala hanya tertawa-tawa minta maaf. Akhirnya warga kembali bekerja.

Tidak lama kemudian, ia berteriak kembali, “Tolong…tolong… disini ada singa….!”

Warga datang lagi tetapi tidak ada apa-apa. Ia minta maaf kembali dan warga menjadi kesal dan tidak percaya lagi padanya.

Setelah capek membohongi warga, sang penggembala itu tidur. Dalam tidurnya, ia mendengar suara singa. Begitu matanya terbuka, ia terkejut melihat sekumpulan singa sedang asyik makan hewan ternak milik raja. Ia segera berteriak-teriak minta tolong.
Tidak ada warga yang datang. Akhirnya ia berlari ke kerajaan. Dengan terengah-engah, ia melapor pada raja bahwa hewan ternaknya sudah habis dimakan gerombolan singa.

Raja berteriak marah, “Mengapa kamu lari ke kerajaan? Mengapa tidak minta tolong warga saja?”

“Begini raja, tadi saya berbohong pada warga, maka warga sudah tidak percaya lagi pada saya. Tidak ada satu pun warga yang mau datang” aku sang penggembala.

“Karena kamu sudah bersalah, kamu saya pecat!”

“Saya tidak mau dipecat, raja!”

“Ya, sudah… kalau begitu, kamu, saya minta menggembala kuda!”

“Tidak mau, raja…. Karena kuda itu bau”.

“Sekarang kamu mau memilih yang mana; dipecat atau menggembala kuda!”

“Baik, raja! Saya akan menggembala kuda”.

Having a guest

By Indri

Wednesday, 10th February 2010, we had a guest coming over, Ms. Angguni. She arrived around 12 PM at Cakung with Ms. Debby. I met her once. She wanted to see the daily activities of the residents in Cakung area who work as city farmers. She wanted to stay two nights here.

When she arrived, Ms. Debby brought Ms. Angguni to meet all the residents and went to see Intan’s Grandfather’s farm. There were a corn farm, a basil farm and a spinach farm that were just harvested, a velvetleaf farm, and an empty farm that the ground soil has been rested before they’ll throw watercress seeds in the next few days.

Ms. Debby brought Ms. Angguni to Mama Ester’s house to stay over there. She got acquainted with Mama Ester and then Ms. Angguni told her that she wished to stay in Mama Ester’s place until Friday 12th February 2010.

After she met with the residents, Ms. Angguni took a rest for a while. And then she met and played with the children until about 3 PM and then she started helping Intan’s Grandfather and Father to do farming.

On the Thursday 11th February 2010, Ms. Angguni went to help Intan’s Grandfather to pull some weeds in the farm and tending the corn farm. After that, Ms. Angguni went to play with the children again and helped Intan doing her English homework.

Friday 12th of February 2010 was the last day of Ms. Angguni in Cakung. She also went to help the children studying in the study house. It turns out that Ms. Angguni likes to do story telling. When we’re starting the study session, we washed our hands and our foot, and then we made a big circle, then one by one, we introduced our selves to Ms. Angguni.

Most of the children had known Ms. Angguni. After the introduction, Ms.Angguni started her story telling. We’re all sitting across the board, where Ms.Angguni stands. Ms.Angguni started telling story about a shepherd who likes to tell lies, so when he encounters problems, no one believed in him.

The wisdom of the story is, don’t ever tell lies. Because when you lie, then no one believes in you when you tell the truth.
After the story telling, we were studying accompanied by some people who helped there, based on the age category of the children. Ms Angguni was accompanying the small children, the category One. The small children got another story telling from Ms. Angguni,that was really fun.

In the afternoon, after we finished studying, we cleaned the study house. Ms. Angguni went to say goodbye to Intan’s big family and also to Ester’s family. When it was time to say goodbye to Ester, the two of them went for a walk to Tanah Merah. Ester was sad, she’s going to miss Ms. Angguni.

After that, all the people who help with the children and Ms. Angguni said goodbye to the children. And they went home together.

KEDATANGAN TAMU

Karya Indri

Rabu, 10 Februari 2010, kami kedatangan tamu, Kak Angguni. Ia datang ke Cakung sekitar pukul 12.00 bersama Kak Debby. Saya sempat berkenalan dengannya. Ia ingin mengenal kegiatan sehari-hari warga Cakung sebagai petani perkotaan. Kak Anggun memang berniat untuk menginap disini.

Tiba disana, Kak Angguni diantar Kak Debby untuk berkenalan dengan warga dan melihat-lihat kebun milik Kakeknya Intan. Ada kebun jagung, kebun kemangi, kebun bayam yang baru dipanen, kebun genjer, dan kebun kosong yang sedang diistirahatkan tanahnya untuk ditebar benih kangkung beberapa hari lagi.

Kak Angguni diantar Kak Debby ke rumah Mama Ester karena akan menginap disana. Ia berkenalan dengan Mama Ester dan menyampaikan niatnya untuk tinggal sementara disana hingga Jumat, 12 Februari 2010.

Setelah berkenalan dengan warga, Kak Angguni beristirahat sebentar, lalu berkenalan dan bermain bersama anak-anak hingga sore hari sekitar jam 3, mulai membantu Kakek & Bapak Intan berkebun.

Kegiatan di hari Kamis, 11 Februari 2010 dilewati Kak Angguni dengan menemani Kakek mencabut rumput-rumput liar di kebun dan merawat kebun jagung. Selesai berkebun, Kak Angguni bermain-main kembali bersama anak-anak dan membantu Intan mengerjakan PR Bahasa Inggris.

Jumat, 12 Februari 2010 adalah hari terakhir Kak Angguni tinggal di Cakung. Ia juga ikut membantu menemani anak-anak belajar di rumah belajar. Ternyata Kak Angguni memiliki keahlian tersendiri, yaitu kepandaian mendongeng. Saat kami mulai belajar, kami membersihkan tangan dan kaki, berkumpul membentuk lingkaran, lalu berkenalan satu persatu dengan Kak Angguni.

Kebanyakan anak kecil sudah mengenal Kak Angguni. Selesai berkenalan, Kak Angguni mulai mendongeng. Kami duduk menghadap papan tulis, dimana Kak Angguni berdiri. Kak Angguni mendongeng tentang seorang penggembala yang suka berbohong sehingga ketika menghadapi masalah tidak dipercaya oleh warga sekitar.

Hikmah yang bisa kita ambil dari dongeng itu yaitu janganlah kita suka berbohong karena dengan demikian tidak akan dipercaya lagi oleh orang lain saat kita mengemukakan kebenaran.

Selesai mendongeng, kami belajar didampingi Kakak-kakak pendamping berdasarkan kategori. Kak Angguni mendampingi anak-anak kecil, kategori I. Asyiknya, anak-anak kecil didongengi lagi olehnya.

Sore hari selesai belajar, kami beres-beres rumah belajar. Kak Angguni berpamitan pada Keluarga besar Intan dan Keluarga Ester. Waktu perpisahan dengan Ester, diisi sebentar dengan berjalan-jalan berdua di Tanah Merah. Ester sedih kehilangan Kak Angguni.

Setelah itu, Kakak-kakak pendamping dan Kak Angguni berpamitan dengan anak-anak dan pulang bersama.

My House

by Fanny

My house is humble and simple. It is not too big and not too small either. There are some flowers in front of my house. My house is always clean as I always keep it clean, by sweeping and mopping the floor. I do love to live at my house. Whenever I am at home, I always feel comfortable, secure and serene.

KONDISI RUMAHKU

Karya Fanny

Rumahku sederhana, tidak besar dan juga tidak kecil. Di depan rumahku ada bunga-bunga. Rumahku bersih karena aku selalu membersihkannya, baik menyapu atau pun mengepelnya. Aku sungguh senang tinggal di rumahku. Ketika aku berada di dalamnya, aku merasa nyaman, aman, dan tenang.