Cari Blog Ini

27 Juli, 2009

BRUSHING TEETH TOGETHER





By Kartini

On Sunday, June 21, 2009, we have guests from sanggar Ciliwung. They are 6 people. Some of them are Aunty Ika, OSF & the dentist Hendro who teach us how to brush our teeth correctly. They come at 10.30 AM & bring some medicine, gifts, & toothbrushes for us.

We start the event, sitting in circle & singing together to greet Aunty Ika, OSF, Dentist Hendro, & friends. After singing, the dentist give presentation about the healthy & cleaness teeth, how to take care our teeth. After presentation, we are going inside Ester house to eat the healthy menu. The participants are not just children in field area, but in garbage dump area, too. The healthy menu for today is eating boiled egg & drink milk. After eat the healthy menus, we have brush teeth activity, instructed by the dentist. He suggest us how to brush our teeth correctly so we have strong & healthy teeth. We learn in front of Yana’s grandparents house.

After brushing teeth, we gather together at learning house & rest for a while. After take a rest together, before the guests back home, we give them a paper quilling souvenir as our appreciation. Ms.I’ah give it to dentist Hendro. We give applause while dentist Hendro take the souvenir.

The weather is getting hot. The dentist & friends went home. Before that, we take pictures together as our memory. After taking pictures, we accompany them to the parking area. With happiness, we say goodbye to the dentist & friends.

SIKAT GIGI BERSAMA




Karya Kartini

Pada Minggu, 21 Juni 2009, kami kedatangan tamu dari sanggar Ciliwung. Mereka terdiri dari enam orang. Salah satunya adalah Bude Ika, OSF & Drg.Hendro yang akan mengajari kami bagaimana cara menyikat gigi yang benar. Mereka datang pukul 10.30 WIB & membawa obat-obatan, bingkisan, & sikat gigi.

Kami memulai acara dengan duduk membentuk lingkaran & bernyanyi bersama untuk menyambut kedatangan Bude Ika, OSF, Drg.Hendro, dan teman-temannya. Selesai bernyanyi, dokter pun memberikan penyuluhan kebersihan & kesehatan gigi, bagaimana cara merawat gigi yang baik. Selesai penyuluhan, kami semua pergi ke rumah Ester untuk makan menu sehat. Pesertanya bukan hanya anak Cakung sawah tapi juga bersama dengan anak Cakung sampah. Kali ini menu sehatnya adalah makan telur & minum susu. Selesai menikmati menu sehat, kami melakukan kegiatan sikat gigi bersama dengan instruksi dari dokter bagaimana cara menyikat gigi yang benar agar gigi kami kuat & sehat. Kami menyikat gigi di depan rumah nenek kakek Yana.

Selesai menyikat gigi kami berkumpul kembali di rumah belajar & istirahat sejenak. Setelah istirahat, sebelum tamu-tamu pamit pulang, kami memberikan kenang-kenangan sebagai ucapan terimakasih. Kenang-kenangannya diberikan pada Drg.Hendro dari Kak I’ah. Kami bertepuk tangan saat Drg.Hendro menerima kenang-kenangan.

Hari mulai siang. Dokter & teman-teman mesti segera pulang, maka kami berfoto dengan dokter sebagai kenang-kenangan. Selesai berfoto, kami pun mengantarkan dokter hingga ke tempat parker. Dengan hati gembira, kami melepas kepergian dokter & teman-teman.

SEWING LEARNING


By Jessica A.

On Saturday, June 6, 2009, I & my friends : Yuliyana, Kartini, Susi, Yulia, Jemima, Indri, Desmon, & Mala are learning sewing. We are learned by Ms.Uju & Ms.Debby. This lesson today is adding scraps of clothes on handkerchief that they made.

While sewing, we eat ice coconut water. It’s so fresh after drink that. We can learn sewing enthusiastic.

We learn to make pattern from scraps of clothes. Ms.Uju teach us how to sew correctly & neatly. We make pattern from some red & black clothes. The pattern is as what we want. We cut some clothes in quadrangle, triangle, etc.

After we cut in pattern, we start to sew neatly then we sew on the white handkerchief. White cloth that we made, could used as handkerchief or tablecloth. We can use another colour & pattern as we like. After learning, we go home bringing our patchwork happily.

BERLATIH MENJAHIT


Karya Jessica A.

Pada Sabtu, 6 Juni 2009, saya & teman-teman; Yuliyana, Kartini, Susi, Yulia, Jemima, Indri, Desmon, & Mala belajar menjahit. Kami diajari oleh Kak Uju & Kak Debby. Pelajaran hari itu adalah menambahkan hiasan kain perca di atas sapu tangan yang kami buat.

Sambil menjahit, kami minum es kelapa muda. Segar sekali rasanya sehabis minum es kelapa muda. Kami jadi bisa belajar menjahit dengan antusias.

Kami belajar membuat pola dari kain perca yang dijahit. Kak Uju mengajarkan cara menjahit yang benar & rapi. Kami membuat pola dari kelebihan pakaian layak pakai sumbangan yang berwarna merah & hitam. Bentuk pola sesuai keinginan kami. Kami potong kain membentuk persegi, segitiga, dan lain-lain.

Setelah dipotong polanya, kami mulai menjahitnya dengan rapi. Setelah menjadi satu, kami tempelkan pada sapu tangan putih untuk dijahit kembali. Kain putih yang kami buat bisa digunakan sebagai sapu tangan atau taplak meja. Kami juga bisa mencari warna lain & bentuk sesuai selera. Setelah selesai, kami pun pulang membawa kain perca dengan senang.

GO SWIMMING


By Yulia

On Wednesday, June 17, 2009, I & friends of PPA go swimming. We are going at 2 PM. We go by public transportation 30. Along the journey, we saw cars, motorcycles, & big trucks, also trees & flowers inside the road near the swimming area.

When we arrive at Waterland, I & my friends change clothes & go to swim soon. So many people there. I am so happy. I & my friends learn to swim together. We try some pool, such as swimming pool with red high slide, then Olympic pool. The water is so cold & the pool is so deep. After, we are satistied, we go to the pool like beach. The water is so warm. I like to play there with friends.

After that, we clean ourselves at the bathroom. The situation is so noisy. We have to queue up. After bathing, we eat some cookies while take a rest. We go home at 5 PM by public transportation. We are so exhausted in journey. I take a rest soon I’m at home.

PERGI BERENANG


Karya Yulia

Pada Rabu, 17 Juni 2009, saya & teman-teman PPA pergi berenang. Kami pergi pada pukul 14.00 WIB. Kami pergi naik angkot 30. Dalam perjalanan, kami melihat mobil, motor, dan truk-truk yang besar serta pohon-pohon & bunga-bunga indah di pinggir jalan memasuki kawasan.

Begitu sampai di Waterland, saya & teman-teman segera berganti pakaian, lalu kami langsung berenang. Banyak sekali orang-orang di dalam kolam renang. Saya sangat senang sekali. Saya & teman-teman berlatih berenang. Kami naik prosotan yang tinggi, berwarna merah, lalu kami mencoba berenang di kolam renang olimpic. Airnya dingin & kolam renangnya sangat dalam. Setelah kami puas berenang, kami pergi berenang ke kolam yang bentuknya seperti pantai. Di sana airnya hangat sekali. Saya senang sekali bermain air disitu.

Setelah puas berenang, kami membilas tubuh dengan mandi di kamar mandi yang disediakan di Waterland. Kamar mandinya penuh ramai dengan orang, terpaksa kami harus mengantri. Selesai mandi, kami makan kue-kue yang enak sambil beristirahat. Kami pulang pukul 17.00 WIB, naik angkot. Kami sangat lelah dalam perjalanan. Begitu tiba di rumah, saya pun beristirahat.

26 Juli, 2009

ENJOY HEALTHY MENU WHILE LEARNING TOGETHER


By Christine Jemima

As usual, Christine & Indri who are in charge of nutritious food development programme preparing the healthy menu every Saturday. On Saturday, June 6, 2009, the healthy menus are milk & coconut water. The first healthy menu; milk was preparing before we learned together. We had to boil water first & then ask the children to collect their glass for milk. After they gathered at learning house, we ask children to clip their nail, then wash their hand & feet so they are free from germ. It becomes the Cakung children habit everytime they learn. After that, we sit in circle & sing together for about 20 minutes & then Indri & I distribute milk for the children who attend, such as Jaka, Adit, Nur, Yuliyana, Umi, Cynthia, Lina, Lini, Intan, Ester, Yulia, Kartini, Eneng, Susi, Jingga, Desi, Tia, Kiki, Andhika, Pedro, Desmon, Andrew, Joel, Christine, Indri, & Jessica.

After the children finish their milk, we ask them to return their glass at home for a while & then we learn together. Small children like Joel, Andrew, Pedro, Adit, Tia, Kiki, Umi, Cynthia, Intan, Andhika, Desi, Jingga, Lina, Lini, Nur, & Eneng learn writing with Ms.Debby, while the big children such as Christine, Indri, Jessic, Yulia, Desmon, Ester, Kartini, Susi, Jaka, & Yana after doing the writing homework, learn patchwork with Ms.Uju. We use scraps of clothes from secondhand clothes. We sewed by needle & white yarn. Most of us like sewing, because needlework is not difficult, just takes patient. It’s so worth learning sewing colouring scraps of clothes. We can make tablecloth, dress, handkerchief, etc.

At 2.15 PM, Ms.Debby were asking Christine & Yuliyana to buy coconut water while we take a rest. Before that, I checked the absent. There were 26 children with 3 facilitators, such as Ms.Uwie, Ms.Uju, & Ms.Debby. So the total was 29. Then we went out buying it. Christine & Yuliyana started the journey until Sulton traditional market by foot. No coconut water seller anymore. We went to Pintu Air buying coconut water. The total expense is 58.000 rupiahs. We paid it & back to learning house bringing 2 big plastic bag coconut water.

At 3.30, we arrived, but the small children had left home, so we have to ask them again. We were gathering together at learning house, sat in circle & sang, then pass the coconut water one by one. We drink it happily. After that, small children left learning house while big children continued sewing activity.

Susi & Desmon had ready their work neatly. Ms.Debby suggest to make competition for our work. We were so happy to hear that. Almost night, we backed home & finish our work at home & collect our work at June 27, 2009. We cleaned learning house & back home happily.

MENIKMATI MENU SEHAT SAMBIL BELAJAR



Karya Christine Jemima

Seperti biasa, Christine & Indri, sebagai penanggungjawab kegiatan peningkatan gizi anak menyiapkan menu sehat setiap Sabtu. Kali ini, Sabtu, 6 Juni 2009, menu sehat adalah susu dan air kelapa muda. Menu sehat pertama yang disuguhkan sebelum mulai belajar adalah susu. Untuk kegiatan peningkatan gizi susu, yang harus kami lakukan dahulu adalah merebus air kemudian memanggil anak-anak & meminta gelas untuk diseduh susunya. Setelah anak-anak berkumpul di rumah belajar, kami meminta anak-anak untuk gunting kuku terlebih dahulu, lalu mencuci tangan & kaki, supaya terbebas dari kuman. Ini sudah merupakan kebiasaan anak Cakung setiap kali sebelum mulai belajar. Setelah itu, kami semua duduk membentuk lingkaran & bernyanyi ria selama sekitar 20 menit, lalu kami mulai membagikan susu pada anak-anak yang hadir, seperti Jaka, Adit, Nur, Yuliyana, Umi, Cynthia, Lina, Lini, Intan, Ester, Yulia, Kartini, Eneng, Susi, Jingga, Desi, Tia, Kiki, Andhika, Pedro, Desmon, Andrew, Joel, Christine, Indri, & Jessica.

Setelah anak-anak selesai minum susu, kami meminta mereka pulang sebentar ke rumah, untuk mengembalikan gelasnya ke rumah, setelah itu belajar bersama. Anak-anak kecil seperti Joel, Andrew, Pedro, Adit, Tia, Kiki, Umi, Cynthia, Intan, Andhika, Desi, Jingga, Lina, Lini, Nur, & Eneng belajar menulis bersama Kak Debby, lalu kami anak-anak besar seperti Christine, Indri, Jessica, Yulia, Desmon, Ester, Kartini, Susi, Jaka, & Yana setelah mengerjakan PR membuat tulisan, belajar menjahit bersama Kak Uju. Kami memakai kain perca atau kain sumbangan yang tidak dipakai untuk itu. Kami menjahit memakai jarum & benang berwarna putih. Banyak diantara kami yang senang menjahit, karena pekerjaan menjahit tidak terlalu sulit hanya membutuhkan kesabaran. Belajar menjahit kain perca yang berwarna-warni, banyak sekali manfaatnya karena dapat dibuat taplak, baju, sapu tangan, dan lain-lain.

Jam 14.15, Kak Debby menyuruh Christine & Yuliyana untuk membeli es kelapa muda saat istirahat belajar. Sebelum itu, Christine memeriksa daftar hadir. Ada 26 anak ditambah para pendamping, seperti Kak Uwie, Kak Uju, & Kak Debby. Jadi jumlah seluruhnya ada 29. Kemudian kami pun pergi membelinya. Christine & Yuliyana memulai perjalanan hingga Pasar Sulton dengan berjalan kaki. Tidak ada satu pun penjual es kelapa muda yang kami temui. Kami pun harus kembali pulang ke rumah belajar untuk memberitahukannya. Terpaksa kami harus pergi ke Pintu Air untuk membeli es kelapa muda & meminta si penjual membuat sebanyak 29 bungkus. Total biaya pengeluaran mencapai Rp.58.000,-. Kami pun membayar & pulang membawa 2 kantong besar air kelapa muda.

Jam 15.30, kami pun sampai tapi anak-anak kecil sudah pulang, terpaksa kami memanggilnya kembali. Setelah semua berkumpul di rumah belajar, kami duduk membentuk lingkaran & bernyanyi, lalu kami estafet bagikan air kelapa muda yang sudah lama ditunggu anak-anak. Kami pun minum dengan senang hati. Setelah selesai, anak-anak kecil pulang sementara anak-anak besar melanjutkan kegiatan menjahit.

Susi & Desmon sudah banyak mengerjakan jahitan & pekerjaan mereka juga rapi. Kak Debby mengusulkan bila hasil jahitan kami akan dilombakan. Kami yang mendengar hal itu sangat senang. Hari pun kian malam, terpaksa kami harus melanjutkan kegiatan menjahit kami di rumah hingga batas waktu pengumpulan tulisan pada 27 Juni 2009. Kami pun mulai beres-beres & pulang dengan hati riang.

MUSEUM KEBANGKITAN NASIONAL


Karya Indri

Pada Minggu, 31 Mei 2009, saya, Kak Debby, Kak Uwie, Kak Qoriah, Kak Uju, Yuliyana, dan Mala pergi ke Museum Kebangkitan Nasional. Sebelum ke Museum Kebangkitan Nasional, kami mengambil sumbangan baju layak pakai di rumah Bu Kalangi di daerah Senen. Disana, kami berbincang-bincang dengan anak Bu Kalangi. Rumah Bu Kalangi adalah peninggalan jaman Belanda. Ia memiliki pohon yang usianya mencapai lebih dari seratus tahun. Saat kami pamit pulang dari rumah Bu Kalangi, kami mampir ke sebuah museum yang letaknya dekat rumah Bu Kalangi. Ternyata museum itu adalah Museum Kebangkitan Nasional. Kami pun masuk ke dalamnya.

Di dalam museum, kami mengisi daftar tamu, setelah itu kami mulai mengelilingi seluruh ruangan dalam museum. Pertama-tama, kami melihat kisah sejarah sebelum Indonesia merdeka dan surat atau tulisan tangan Dr.Soetomo. Kisah sejarah sebelum Indonesia merdeka, dimulai dari penjajahan bangsa Portugis, bangsa Belanda, dan Spanyol. Selain itu, ada benda-benda bersejarah dalam bentuk foto, replica, lukisan, patung, diorama, maket, dan perlengkapan kedokteran serta peralatan perang yang dipakai suku-suku bangsa di Indonesia melawan penjajah.

Kami menonton film yang diputar di dalam ruang audio visual museum. Sejarah bangunan museum ini sebelumnya adalah sekolah kedokteran sekaligus asrama mahasiswa. Film itu bercerita tentang sejarah gedung Kebangkitan Nasional yang mulai dibangun sejak 1899 hingga 1901. Pada Maret 1902, gedung ini diresmikan pemakaiannya untuk STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Arsten), yaitu sekolah kedokteran untuk orang-orang bumi putera yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Para pelajar STOVIA diharuskan tinggal di dalam asrama dalam gedung itu juga hingga selesai sekolah. Pelajar yang diterima masuk STOVIA adalah siswa lulusan Europeesche Lagere School (ELS) atau sederajat.

Pendidikan STOVIA pindah ke gedung baru pada 1920 di Jl.Salemba no.6 karena gedung lama tidak memadai lagi untuk pendidikan kedokteran, tetapi asrama tetap menggunakan gedung lama. Pendidikan STOVIA digunakan untuk pendidikan MULO (setingkat SMP), AMS (SMA), dan sekolah Asisten Apoteker hingga 1942.

Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini digunakan sebagai tempat penampungan bekas tentara Belanda 1942 – 1945. Setelah Indonesia merdeka, 1945 – 1973, gedung ini ditempati oleh masyarakat Ambon.

Gedung ex-STOVIA ini merupakan gedung bersejarah karena pada 20 Mei 1908, lahir organisasi pergerakan nasional pertama, yaitu Budi Utomo di gedung ini. Pada April 1973, Pemerintah DKI Jakarta memugar gedung tersebut. Selesai pemugaran, gedung ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974 dengan nama gedung ‘Kebangkitan Nasional’. Ruang memorial Budi Utomo pada masa STOVIA digunakan sebagai ruang anatomi. Di ruang inilah tempat lahirnya perkumpulan Budi Utomo.

Pada 12 Desember 1983, Gedung Kebangkitan Nasional ditetapkan sebagai cagar budaya. Sedangkan pada September 1992, seluruh perkantoran swasta dipindahkan karena akan digunakan untuk pengembangan museum. Pada 13 Desember 2001, museum Kebangkitan Nasional resmi berada di bawah tanggung jawab departemen Kebudayaan & Pariwisata.
Yang paling berkesan bagi saya selama di museum ini adalah dapat mengetahui pahlawan-pahlawan yang telah berjasa melawan para penjajah. Selesai mengelilingi ruang-ruang museum, kami santai sejenak, minum di teras museum & keluar makan siang, setelah itu kami pulang sambil membawa pakaian layak pakai dari Bu Kalangi yang kami titip di resepsionis, selama kami berkeliling ruangan museum.

NATIONAL RESURGENCE MUSEUM


By Indri

On May 31, 2009, I, Ms.Debby, Ms.Uwie, Ms.Qoriah, Ms.Uju, Yuliyana, & Mala went to National Resurgence Museum. Before we went to, we took the secondhand clothes at Mrs.Kalangi house in Senen, Central Jakarta. We talked to Mrs.Kalangi’s daughter there. Mrs.Kalangi’s house is ancient building from Dutch Imperialism era. She had an ancient tree which more than hundred years. When we went back, we stopped by at a museum near Mrs.Kalangi’s house. That’s museum is Nasional Resurgence Museum. We went inside.

Inside the museum, we fill the guest list, after that, we went around the rooms inside. First of all, we saw the history before Indonesia independence in writing & letters of Dr.Soetomo. The history before Indonesia independence begin from Portuguese imperialism, Dutch imperialism, & Spane. Beside that, there are some historical materials in pictures, replicas, paintings, sculpture, dioramas, scale models, & medical instrument also war material which used by tribe people in Indonesia against imperialism.

We watched a movie inside the audio visual room of the museum. The history of the building is a medical school & boarding house for the student. The film explained about the history of National Resurgence Building which is build since 1899 until 1901. On March 1902, the building is dedicated for STOVIA, medical school for inlander/ natives who came from every area in Indonesia. The students of STOVIA have to live inside the boarding house in this building until finish their school. The students who accept in STOVIA are graduated from European High School in Indonesia.
STOVIA education moved to the new building on 1920 in Salemba road no.6 because of unappropriated of the old building for medical education, but the boarding house was still there. STOVIA building was used for MULO education (Junior High School), AMS (Senior High School), & the school of pharmacist.

In Japan imperialism era, the building was used for ex-Dutch soldiers on 1942 – 1945. After Indonesia independence, 1945 – 1973, the building was used for Ambonese.
Ex-STOVIA building is the history building because it is the place which was the first National Movement Association, Budi Utomo born on May 20, 1908. In April 1973, Jakarta government restored the building. After the restoration, this building was legally used as National Resurgence Building by President Soeharto on May 20, 1974. The memorial room of Budi Utomo in STOVIA era is used for anatomical room. In this room, Budi Utomo Association was born.
On December 12, 1983, the National Resurgence Building was legalized as cultural preserve. While on September 1992, all of the office area were moved regarding museum development. On December 13, 2001, National Resurgence Museum was in charge of Cultural & Tourism Department.

The most impressive moment for me is to know more about the national patriot against imperialism. After went around the rooms of the museum, we took a rest for a while, drink at the terrace & out for lunch. After that, we backed home bringing the secondhand clothes from Mrs.Kalangi which we left at the receptionist while we went around the museum.