Children Learning Community is a community based on alternative education for the children in Cakung, East Jakarta and in Sarang Tupai, Ciawi, Bogor. The children are from the poor urban family whom their parents make a living from an empty land for farming. Alternative education become the way to conscious the parents and the children on how to be the independent human being.
Cari Blog Ini
31 Agustus, 2010
Pelatihan Sex Education Minggu II
Karya Anah
Pada Minggu, 11 Juli 2010, saya dan teman-teman; Kak Mala, Mbak Yana, Mbak Indri, Ester, Kartini, Susi, Fanny, Sodikin, Ondo, Zaka, Haris, dan Ari belajar tentang sex education di rumah kerja Kak Debby. Kami berangkat dengan menyewa angkot.
Dalam perjalanan yang cukup lama, kami tiba di tempat tujuan. Kami beristirahat sebentar sebelum mulai acara. Kak Uju membuatkan the panas manis untuk kami, sedangkan Kak Lucy membagikan kue sebagai sarapan pagi kami.
Sambil beristirahat, sebagian dari kami ada yang membantu menempelkan kertas di jendela agar kami bisa lebih jelas melihat presentasi dan film lewat LCD proyektor.
Tamu-tamu yang akan menjelaskan tentang sex education dating. Mereka adalah Kak Paulina, Kak Elisabeth, dan Kak Evi. Kami berkumpul, duduk di atas tikar. Acara awal dimulai dengan perkenalan.
Lalu peserta dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok anak laki-laki dan anak perempuan. Kelompok anak perempuan didampingi oleh Kak Evi dan Kak Elisabeth, sedangkan kelompok anak perempuan didampingi oleh Kak Paulina. Selain itu, kakak-kakak pendamping Cakung juga hadir, seperti Kak Lucy, Kak Debby, Kak Uju, Kak I’ah, Kak Rikah, Kak Uwie, juga hadir kemudian Kak Vera, Kak Lisa, dan Kak Mona.
Kami mengenal organ-organ reproduksi baik pada anak perempuan maupun pada anak laki-laki. Setelah itu Kak Evi, Kak Paulina, dan Kak Elisabeth menjelaskan fungsi, bagaimana kita mesti merawat dan menghargainya, serta mengapa kita dilarang melakukan sex bebas. Kemudian kami menonton sebuah film pendek berjudul ‘Hidup adalah Sebuah Pilihan’. Film ini berkisah tentang sepasang remaja yang terlanjur melakukan hubungan seks. Si remaja laki-laki pergi meninggalkan remaja perempuan yang mengetahui dirinya hamil. Si remaja perempuan ini stress, merasa bersalah, dan tidak siap untuk punya anak, akhirnya ia memutuskan untuk bunuh diri.
Siang hari, selesai menonton film, kami makan bersama, setelah itu sebagai kesimpulan dari seluruh kegiatan, kami diberi tugas untuk membuat moto dalam hidup kami sehubungan dengan pelatihan sex education yang kami ikuti ini, melalui karya.
Kami diberikan bahan-bahan dari majalah, kertas karton, kertas origami serta alat-alat seperti gunting, lem, dan cutter. Hasil karya kami dinilai dan dipamerkan.
Yang mendapat nilai terbaik, diberi hadiah coklat wafer. Moto yang saya tulis di atas karton dengan potongan huruf dari majalah adalah ‘Hidup adalah Perjuangan’.
Selesai acara, kami beres-beres rumah kerja, lalu berfoto bersama setelah penyerahan bingkisan bagi Kak Evi, Kak Paulina, dan Kak Elisabeth. Kami pulang naik angkot sewa yang menjemput kami pada pukul 4 sore.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar