Cari Blog Ini

08 Agustus, 2010

PERGI KE DOKTER GIGI


Karya Cynthia

Pada hari Selasa, saya, Soni, dan Eneng pergi ke dokter gigi. Saya dan Eneng menunggu di rumah A ‘bule’. Tidak lama kemudian Soni datang, lalu A ‘bule’ datang. Kata A ‘bule’, ‘Entar dulu berangkatnya!’ Tidak lama kemudian, A ‘bule’ datang, sudah berpakaian rapi dan mengajak kami berangkat.

Kami naik mobil angkot 21. Soni berbicara terus dengan saya di dalam mobil. Tidak lama kemudian, kami sampai di terminal Pulo Gadung. Kami turun dari angkot dan A ‘bule’ bayar ongkos. Kata A ‘bule’, ‘Makan dulu, ya! Mau makan apa?’ Saya bilang, ‘Makan bakso’.

‘Ada dimana warung baksonya?’ Kata Eneng, ‘Itu… warung baksonya!’ Tiba di warung, kami pesan bakso 4 mangkuk dan the manis. Kami berempat makan sambil menunggu kedatangan Kak Uju. ‘Lama banget sih datangnya….!’ A ‘bule’ menelepon Kak Uju.
Tidak lama kemudian Kak Uju datang, lalu membayar bakso dan the manis. Kata Kak Uju, ‘Ayo berangkat!’. Lalu kami naik mikrolet 27. Kami melewati stasiun kereta api. Lalu kami turun, dan naik mobil 01. Kami melewati pasar.

Turun dari mobil, kami jalan sebentar dan tiba di sanggar Ciliwung. Kami masuk dan mendaftar. Nomer pertama untuk Soni, sesudah itu saya, dan Eneng.

Soni masuk lebih dulu ke ruang periksa gigi, setelah itu giliran saya. Gigi saya dicabut. Selesai saya cabut gigi, Eneng masuk dan giginya juga dicabut.

Setelah itu kami pulang. Dalam perjalanan, kami kehujanan. Kami berlari-lari. Soni digendong Kak Uju. Kami berada di tengah jalan mencari mikrolet 27. Saya berteriak, ‘Itu mobilnya, Kak!’ Lalu kami segera masuk. Soni langsung minum susu yang diberikan waktu kami tiba di sanggar Ciliwung. Tidak lama Eneng juga minum.

Mobil yang kami tumpangi berhenti menunggu kereta api yang lewat. ‘Lama sekali…’, kata Soni. Tiba di terminal Pulo Gadung, kami pun turun dari mobil. Hari masih hujan. Kami berteduh di toko jual mainan. Kata Kak Uju, ‘Pake ojek payung aja, ya!’
Kami menggunakan jasa ‘ojek payung’ untuk cari mobil angkot 21. Akhirnya kami menemukan mobil angkot 21. Kami pun bergegas masuk mobil. Kak Uju turun lebih dulu di gang rumahnya. Kami berempat turun jauh setelah itu. Kami tiba di rumah kami masing-masing sekitar pukul 17.00.

Catatan:
A ‘bule’ : panggilan Kakak bagi masyarakat Indramayu, sedangkan Mala dipanggil ‘bule’ karena berambut kepirangan dan berkulit putih.
‘ojek’ payung : sewa payung yang biasa dijajakan oleh anak-anak kecil saat hari hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar